Minggu, 31 Desember 2006

Dibalik Tenggelamnya KM Senopati Nusantara

Minggu, 31/12/2006 20:20 WIB


Sayang Nyawa, Yanti Rela Setengah Bugil
Reporter : Teddy Ardianto
Fotografer : Teddy Ardianto

Surabaya - Terapung-apung di laut dengan ombak setinggi tiga-enam meter selama dua hari tak pernah dibayangkan dalam hidupnya oleh Yanti (28), wanita asal Poncoharjo Grobogan Jawa Tengah.

"Alhamdullilah saya bisa selamat meski dikelilingi ombak setinggi 3-6 meter," kata Yanti kepada beritajatim.com di RS Pelabuhan (PHC) Surabaya, Minggu (31/12/2006) sambil mengusap air matanya yang terus membasahi pipinya.

Yanti mengaku ikut sedih karena teringat dengan anak-anak dan orangtua ketika berada di Kapal terlihat panik dan tidak bisa berbuat banyak.

"Banyak Orangtua yang pasrah ketika kapal mulai tenggelam karena tidak bisa meloncat ke dalam sekoci," kata Yanti sambil sesenggukan.

Yanti mengaku dengan sekuat tenaga meraih sekoci ketika kapal mulai oleng karena dihantam ombak setinggi enam meter di perairan Mandalika. "Saya naik sekoci bersama lima orang saat itu hujan deras dan sekoci penuh dengan air," kata Yanti.

Yanti mengaku saat naik sekoci langsung melepas celana jeans dan membuang meski didalam sakunya ada sejumlah barang berharga berupa HP dan dompet berisi sejumlah uang.

"Saya hanya memakai pakaian dalam. Karena kalau tidak lepas celana jeans saya maka akan tidak bisa naik ke sekoci. Sebab terlalu berat," terang Yanti.

Setelah bisa naik sekoci Yanti selama dua hari terapung-apung dilaut dan hanya bisa minum air hujan maupun sisa air mineral. "Kami hanya pasrah saja apakah bisa selamat atau tidak," terang Yanti.

Pasalanya ketika ada kapal lewat banyak yang tidak tahu padahal beberapa kali membunyikan peluit yang dibawanya dari sekoci."Lampu baterey saya juga mati karena terkena air, kalau bisa dipakai pasti kapal tersebut akan menolong kami," terang Yanti.

Untung saja ada kapal berbendera Vietnam yang datang kemudian menolong lima orang yang dengan menggunakan sekoci di tengah laut. "Alhamdulillah saya masih diberi umur panjang," katanya. [bj1/ted]

Minggu, 31/12/2006 19:41 WIB
Dibalik Tenggelamnya KM Senopati Nusantara
Kapal Oleng Anak Jasmin Lepas Dari Tangannya
Reporter : Teddy Ardianto
Fotografer : Teddy Ardianto

Surabaya - Wajah Jasmin (41) asal Ungaran nampak kusut dan sedih setelah terapung-apung dengan sekoci selama dua hari di perairan Mandalika.

Ia beberapa kali hanya bisa menerawang mengingat kejadian tenggelamnya KM Senopati Nusantara yang begitu cepat hingga anaknya Anita Purwanti ikut hilang.

"Saat kapal oleng dihantam ombak setinggi enam meter anak saya langsung lepas dari genggaman tangan," kata Jasmin kepada beritajatim.com saat ditemui di RS Pelabuhan (PHC) Surabaya, Minggu (31/12/2006).

Dijelaskan setelah kapal oleng sejumlah penumpang langsung panik karena kapal sudah mulai tenggelam dengan mengambil sejumlah pelampung dan ada yang melompat ke laut.

"Suasana didalam kapal gaduh banyak anak-anak dan orangtua pasrah ketika kapal sudah mulai tenggelam," kata Jasmin.

Jasmin kemudian langsung masuk kedalam sekoci yang telah diturunkan ke laut untuk menyelamtkan diri bersama dengan penumpang lainnya.

"Saya tidak tahu nasib anak saya hingga kini," kata Jasmin dengan wajah sangat muram.[bj2/Ted]



Minggu, 15 Oktober 2006

Dibalik Terbakarnya Pertokoan Keputran

Minggu, 15/10/2006 19:49 WIB
www.beritajatim.com
Mati-Matian Selamatkan Harta Malah Disoraki
Reporter : Teddy Ardianto
Fotografer : Arif Fajar Ardianto

Surabaya - Musibah kebakaran di komplek pertokoan Pasar Keputran Surabaya ini ternyata tidak menggugah rasa empati dari warga yang menonton kejadian yang meluluhlantakan enam toko itu. Warga yang justru meledek pemilik toko yang berusaha mati-matian menyelamatkan harta bendanya.

Ketika api menjilat-jilat dengan cepat, seorang pemilik toko usaha foto copy di Jalan Urip Sumoharjo 3 A, Hanafi, berjuang keras menyelamatkan barang-barangnya. Meski api berkobar di dalam tempat usahanya, ia memaksa akan membuka pintu rolling door, Minggu (15/10/2006).

Namun karena panik, kunci yang dibawanya gagal membuka pintu. Usaha yang dilakukan pemuda itu nampaknya justru disoraki oleh ratusan orang yang menyaksikan kebakaran. Bahkan terkesan mengolok-olok, bukannya berusaha membantunya.

Pantauan beritajatim.com, upaya Hanafi itu sempat dicegah oleh petugas PMK dengan alasan berbahaya bagi keselamatan jiwanya. Sebab di dalam tokonya, si jago merah menyala dengan liar.

Namun peringatan petugas PMK itu tidak digubrisnya. Dalam kondisi sang pemuda panik, para penonton justru meledeknya. "Dasar tidak sayang nyawa," teriak salah satu warga. Namun ledekan itu tidak digubrisnya. Tak lama kemudian, dua orang saudaranya tiba, dan membantu menjebol pintu dengan kayu.

Saat menjebol pintu dilakukan tiga saudara itu, warga sekali lagi meneriaki 'Hijau...Hijau...Hijau' bak iklan salah satu perusahaan rokok. Dan brakkkk...! Jebolah pintu. Tapi sayangnya usaha itu sia-sia. Sebab peralatan mesin foto copy sudah hangus.

"Aduh Pak...ini mau lebaran bagaimana nanti saya mencari nafkah. Tapi yang jelas api bukan dari tempat saya. Sebab kita tutup Sabtu - Minggu," kata Hanafi dengan nada memelas. Ia tidak tahu harus kemana untuk mendapatkan ganti akibat harta bendanya luluh lantak di lalap api yang belum jelas sumbernya itu.[bj1]

Selasa, 03 Oktober 2006

Korupsi Tuban Rp 70 Miliar

www.beritajatim.com

Tim Ahli Perguruan Tinggi Temukan Rekayasa

Surabaya – Tim Ahli dari UGM, Undip Semarang dan Unibraw Malang yang disewa Tipikor Polda Jatim meneliti dugaan korupsi 113 proyek Kimpraswil Tuban menemukan rekayasa yang tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) APBD 2006.


Bersama penyidik Tipikor tim Ahli yang terdiri dari dua orang dari masing-masing PTN itu melakukan uji coredrilling pada 11 lokasi proyek. Setiap lokasi diambil sampel pada 4 titik.

"Secara keseluruhan, uji bahan tersebut dilakukan pada 44 titik proyek jalan dan jembatan. Hasil tinjauan sementara ini, polisi menyimpulkan memang ada indikasi kuat bahan yang digunakan dalam proyek jauh dibawah standar mutu yang dituangkan dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang sudah disepakati," kata Kompol Hadi Utama Kalakhar Tipikor Polda Jatim saat dihubungi beritajatim.com, Selasa (3/10/2006).

Menurutnya sebagian proyek sudah selesai, sebagian lagi ada yang sedang dilaksanakan, dan tim bisa melihat ada dugaan bahan yang digunakan tidak sesuai dengan proyeksi awal. Ini dibawah standar bahan yang disebutkan dalam RKS

Hadi tidak memberikan penjelasan rinci mengenai bahan di bawah standar yang dimaksud. Namun polisi yang pernah bertugas di Batam ini hanya mengatakan, selain kualitas bahan yang digunakan, diduga juga takaran yang tidak sesuai. Menurut Hadi, kesimpulan ini baru temuan awal. Namun untuk kepentingan penyidikan, pihaknya akan meminta keterangan ahli atau pakar. " Sebulan terakhir penyidik telah berkoordinasi dengan sejumlah perguruan tinggi," katanya.

Ditambahkannya rekayasan bahan bangunan untuk proyek itu akan kami jelaskan setelah kami mendapat laporan resmi dari tim ahli. Kami kira, polisi memang tidak kompeten menjelaskan sebelum ada pakat yang memang benar-benar mengetahui bahan-bahan bangunan," ujar Hadi.

Seperti diketahui, dalam kasus dugaan korupsi yang dilaporkan merugikan negara sekitar Rp 70 miliar ini, Polda Jatim telah menetapkan seorang tersangka yaitu Direktur CV Panorama, Kaslan. Menurut data dan keterangan sejumlah saksi, CV Panorama menerima 8 pekerjaan jalan dan jembatan dari rekanan pemenang tender lain (yang belakangan diketahui sebagai perusahaan fiktif) senilai Rp 8 miliar.

Para saksi yang sudah diperiksa antara lain, Pimpro jalan dan jembatan, Nur Kholik dan Suparno. Ketua Gapeknas Tuban Anwar dan Ketua Gapensi Tuban Slamet.

Jumat, 11 Agustus 2006

News Analisis

Kasus Persebaya dan Reklame

Akankah Senasib dengan Kasus Sahudi?
by Teddy Ardianto

Kejaksaan Tinggi Jatim kini mendapat sorotan. Tak tanggung-tanggung Kapolda Jatim Irjen Pol Herman Suryadi Sumawiredja gerah dengan kinerja JPU yang membebaskan Sahudi dari tahanan.

Meski Kepala Kejaksaan Jatim, MS Rahardjo telah membantah jika berkas dugaan korupsi mikroskop masih belum lengkap karena unsur memperkaya diri belum terpenuhi.

Namun jauh hari sebelumnya, penyidik Polda Jatim sudah mencium gelagat kurang sedap akan bebasnya Sahudi, terlihat dari bolak-balik berkas dari Kejaksaan hingga BAP dipisah menjadi tiga.

Selain kasus dugaan korupsi Sahudi yang berkasnya hanya bolak-balik hingga bebas, sejumlah kasus lainnya seperti penyimpangan dana APBD Persebaya Surabaya dan Reklame juga masih mengambang. Apakah nasibnya sama dengan kasus Sahudi?

Sejumlah pejabat di Kejati Jatim sebelumnya berjanji melaksanakan ekspose kasus tersebut dalam waktu dekat. Namun hingga kini belum ada tanda-tandanya.

Dari beberapa sumber di Kejati Jatim mengakui selama ini Kejaksaan tak punya power saat menyelidiki kasus besar. Seperti dugaan kasus Persebaya maupun Reklame yang melibatkan pejabat di Surabaya.

Tim Kejaksaan harus mencari celah agar diketahui penyimpangan keuangan negara dengan meminta sejumlah ahli untuk melihat secara detil kasus tersebut.

Namun tidak tertutup kemungkinan banyak faktor internal yang mempengaruhi penyidikan sehingga Kejati terlihat berhati-hati dan mengambangkan kasusnya.

Padahal beberapa waktu lalu Kejati sudah memanggil H Santo (mantan manajer Persebaya) untuk menjalani pemeriksaan di Kejati Jatim. Namun hingga kini hasilnya juga masih belum diketahui.

Bahkan, Ketua Tim Penyelidik Kejati Jatim Bambang Hartoto berjanji timnya mulai bergerak membuka file kasus ini dengan memeriksa kasus Persebaya. Namun siapa yang akan dimintai keterangan belum dijelaskan secara rinci.

Tidak hanya pengurus Persebaya saja yang akan diperiksa. Para auditor independen yang telah melakukan pengauditan pembukuan Persebaya juga dimintai keterangannya.

Dugaan korupsi di tubuh Persebaya terkuak saat tim kebanggaan arek Suroboyo itu mengundurkan diri dari kompetisi di Ligina tahun 2005 lalu.

Tindakan ini dinilai aneh dan diduga ada hubungannya dengan dana APBD senilai Rp 15 miliar yang dikabarkan tidak ada pertanggungjawabannya.

Begitu juga dengan penyelewengan dana Reklame yang masih jalan ditempat hingga menimbulkan pertanyaan Kejati Jatim terlihat tebang pilih dan masih takut dengan kekuatan di luar.

Bahkan Kepala Kejari Surabaya, IK Artana saat ekspose, beberapa waktu lalu mengaku masih melakukan penyelidikan karena penyimpangan dana tersebut hanya kesalahan administrasi.

Rabu, 19 Juli 2006

Polda Jatim Tentukan Tersangka Korupsi Tuban

www.beritajatim.com
19-Juli-2006

Surabaya - Tipikor Polda Jatim minggu depan akan menentukan tersangka terkait dengan dugaan korupsi tiga proyek senilai Rp 70 miliar setelah Kepala Dinas Kimpraswil Kabupaten Tuban selesai diperiksa Polda Jatim, Rabu (19/7/2006) sore.

Kanit IV Satuan Pidana Korupsi Polda Jatim Kompol Hadi Utomo membenarkan telah memeriksa Kepala Dinas Kimpraswil Sri Pandoyo kali kedua terkait korupsi tiga proyek pembangunan jembatan, perbaikan pipa air minum dan lampu penerangan jalan.

"Setelah memeriksa Kadis Kimpraswil kali kedua, dalam waktu dekat kami akan menentukan calon tersangka terkait korupsi Tuban," kata Hadi Utomo kepada wartawan di Mapolda Jatim jalan Achmad Yani, Rabu (19/7/2006).

Dijelaskan Sri Pandoyo diperiksa sekitar pukul 08.00 WIB dan selesai sekitar pukul 16.00 WIB ditanya soal tiga proyek Kimpaswil Tuban dengan menggunakan APBD Tuban tahun 2006.

"Kadis Kimpraswil ketika ditanya soal tiga proyek tersebut mengaku tidak tahu-menahu," kata Hadi Utomo.

Dijelaskan meski banyak menjawab tidak tahu terkait dengan proyek korupsi Tuban tersebut namun penyidik telah menemukan bukti-bukti dari keterangan saksi yang telah diperiksa sebelumnya.

"Dari keterangan saksi sebelumnya adanya fakta penyimpangan dugaan korupsi di Dinas Kimpraswil," tandas Hadi Utomo.

Penyimpangan itu antara lain banyak CV yang seharusnya menjadi pemenang lelang namun tidak bisa mengerjakan proyek Kimpraswil. Selain itu beberapa proyek yang menjadi lelang tidak sesuai dengan kualifikasi keppres 180 tahun 2003.

"Kadis Kimpraswil sebagai penanggung proyek sesuai dengan pasal 11 Keppres 80 tahun 2003, jika ada proyek yang tidak sesuai dengan kualifikasi harus menghentikannya dan melaksanakan lelang kembali," kata Hadi Utomo.

Apakah nantinya Kadis Kimpraswil akan menjadi tersangka ? "Kami belum bisa menentukan sekarang tuunggu saja nanti hasil kesimpulan dari penyidik," kata Hadi Utomo.

Dari hasil pemeriksaan sebelumnya CV pemenang lelang adalah CV fiktif seperti CV Mulia dengan Dirut Tukang Sapu maupun CV Rileks yang beralamat tidak jelas.

CV-CV fiktif tersebut kemudian mensubkan proyek kepada CV Panorama yang juga bagian dari CV 99 yang juga milik Ali Hasan suami dari Bupati Tuban Haeny Relawati.

Sabtu, 20 Mei 2006

Ombak Besar Pisahkan Irfan dengan Agresti

Sabtu, 20/05/2006 19:54 WIB
Musibah SMAN 4 Surabaya
by : Teddy Ardianto


Denpasar - Seperti biasanya dilakukan sekolah-sekolah, setiap usai ujian selalu dimanfaatkan berlibur untuk mengendorkan pikiran.

Alasan itulah yang dilakukan rombongan siswa kelas 3 SMAN 4 Surabaya. Mereka dengan menumpang 8 bus berangkat dari Surabaya, dan tiba di Kuta Bali, Sabtu (20/5/2006) dinihari.

Rombongan yang jumlahnya mencapai 344 orang ini lantas langsung menginap di Hotel Bali Holiday Bali dan Dhyanapura yang tepat di belakanganya terdapat pantai.

Seperti diceritakan Wakasek Kesiswaan SMAN 4 Surabaya Drs Hariyudi saat ditemui di ruang Jenazah RS Sanglah, bertanggung jawab terhadap perjalanan ini mengaku kecelakaan yangmenewaskan 3 orang muridnya, 1 belum diketemukan dan dua dalam perawatan itu di luar kendalinya.

Meski sudah diberikan jadwal ke sekitar 304 siswa dari total kelas 3 di SMAN 4 Surabaya yang sekitar 344 siswa, dan 21 guru pendamping termasuk semua wali kelas yang ikut.

"Mereka ke laut pagi-pagi sekali, saya sendiri tidak tahu kapan mereka berangkat, tahu-tahu sudah ada kabar ini sekitar jam 06.00 Wita, makanya kami terkejut juga," Urai Hariyudi yang tampak sibuk menghubungi teman-temanya mengkoordinasikan apa yang terjadi.

Pada kejadian itu 6 orang yang menjadi korban. Keenam siswa itu merupakan anak IPA 1, 3 diantaranya sudah meninggal yaitu Nurcholis Agusti (17), Weny Wilujeng (17), Ninis Wijayanti (17), sedang satu orang masih belum diketemukan adalah Agresti Mita Defora (17).

Dari enam orang siswa itu dua diantaranya berhasil diselamatkan yaitu Donny Setiawan yang pertama kali diselamatkan. Tetapi Donny masih shock dan langsung di rawat di ruang RTI.

"Donny shock, dia sempat histeris dan berguling-guling. Dan baru tenang ketika ada yang mendampingi, karena itulah orang tuanya akan terbang ke sini, untuk memberikan dukungan pada Donny," urai Hariyuda.

Sedang Mohammad Irfan Maulana (17) kondisinya lebih baik daripada Donny dia masih dirawat di triage umum dan hanya berikan oksigen untuk membantu pemulihan. Irfan juga sudah bisa ditanyai seputar kejadian yang menimpa mereka berenam.

Bahkan Irfan mengaku saat kejadian sempat memegang tangan Agresti sebelum akhirnya terlepas. "Saya tidak tahu teman-teman bisa renang atau tidak, yang jelas saat kejadian saya sempat memegang tangan Agresti tetapi karena ombak besar makanya saya akhirnya terpisah dari dia," tutur Irfan saat ditemui di triage umum RS Sanglah.

Dalam proses penyelamatan, Donny yang paling pertama diambil, baru Nurchalis yang sudah dalam kondisi meninggal baru Irfan kemudian Ninis yang masih sempat di bawa ke BIMC tetapi tidak berhasil diselamatkan.

Rencananya, perjalanan tour ini akan di mulai sekitar pukul 11.00 wita dengan mengunjungi GWK, ke Tanjung Benoa dan ke Joger. Baru dilanjutkan hari minggunya ke Bedugul, Sangeh dan Tanah Lot.

"Tapi karena kejadin ini, jadwal itu dibatalkan. Semuanya langsung balik ke Surabaya hari ini juga," katanya. Alasan dipilihnya hotel di Kuta, kata Hariyuda disebabkan karena di hotel sudah ada kolam renang, dan juga dekat pantai.(kontributor/bj1)


Foto: Agresti Mita Defora yang hilang(atas), Mochhamad Irfan Maulana (tengah) dan Doni Setiawan (bawah)./by Teddy Ardianto

Senin, 27 Maret 2006

Transaksi Narkoba Surabaya Rp 100 Miliar

Surya, Senin 27 Maret 2006

Harga Sabu-sabu Naik 100 Persen

SURABAYA - Kendati polisi gencar memberantas narkoba dalam beberapa bulan terakhir, transaksi jual-beli narkoba yang beredar di Kota Surabaya mencapai Rp 100 miliar dalam sebulan atau Rp 3 miliar sehari.

"Hasil investigasi Granat (Gerakan Anti Narkotika, Red) menunjukkan di Kota Surabaya uang beredar untuk transaksi narkoba bisa mencapai Rp 100 miliar lebih," tegas Sonny Wibisono, mantan ketua DPC Granat Surabaya, di sela-sela Musyawarah Cabang Granat yang dihadiri 60 orang peserta di Hotel Elmi, Surabaya, Sabtu (25/3).

Dalam Muscab ini, Ny Dra Ari Sulistyowati MM terpilih menjadi Ketua DPC Granat Surabaya menggantikan Sonny Wibisono periode empat tahun mendatang hingga 2009 mendatang.

Ditambahkan Sonny, seiring dengan itu, tingkat penangkapan terhadap pelaku narkoba mulai bandar gede, pengepul, pengedar hingga pengguna rata-rata mencapai 20 hingga 30 perkara dan melibatkan puluhan hingga ratusan orang pelaku.

Sedangkan perkara yang disidangkan di pengadilan rata-rata 30 kasus dan 40 persen yang ditahan di Rutan Medaeng adalah pelaku narkoba.

Menurut Sonny, kendati dari hari ke hari semakin banyak pelaku yang ditangkap, namun jumlah pelaku yang terlibat dalam bisnis haram ini justru terus bertambah.

Salah satu penyebabnya, himpitan ekonomi yang semakin mencekik leher. "Banyaknya orang yang terlibat dalam bisnis haram ini karena pekerjaannya ringan, tetapi diiming-iming uang dalam jumlah besar walaupun risikonya sangat tinggi," tegas Sonny.

Ditambahkannya, dengan tingginya tren pengguna narkoba tersebut, mendorong Granat untuk semakin giat melancarkan operasinya. Dan berkat kerja keras Granat sejak dibentuk pada tahun 2000 lalu, jumlah pelaku yang ditangkap semakin banyak.

"Jika sebelumnya yang ditangkap hanya berkisar 1 hingga 4 kasus, setelah Granat di Surabaya dibentuk jumlahnya naik drastis hingga 30 kasus," tegasnya.

Sonny menegaskan Granat tidak akan henti-henti menggelar operasi memberantas narkoba. Karena hal ini sudah menjadi penyakit masyarakat yang bisa merusak masa depan bangsa, khususnya kaum muda.

Terkait dengan itu, Sonny mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan petugas jika ditemukan ada orang yang menggunakan narkoba baik dia sebagai bandar, pengelup, pengedar, ataupun pengguna.

"Kita punya komitmen tinggi untuk memberantas narkoba ini hingga ke akar-akarnya," janji Sonny.

Harganya Naik

Sementara itu, Kasat I Narkoba Polda Jatim Kompol Sarwono belum bisa memastikan apakah nilai jual beli narkoba hingga mencapai Rp 100 miliar.

Namun ia berani memastikan harga sejumlah komoditas narkoba saat ini mulai naik dua kali lipat. Misalnya sabu-sabu bisa mencapai Rp 1,2 juta/gram, dari sebelumnya yang 'cuma' Rp
600.000.

"Sebelum gencar operasi narkoba harga setiap satu gram hanya sekitar Rp 600.000," kata Sarwono.

Sedangkan ekstasi dan ganja juga mengalami kenaikan harga setelah polisi mengobok-obok diskotek dan tempat hiburan malam lainnya. "Ineks sekarang harganya mencapai Rp 125.000
dari harga sebelumnya hanya Rp 100.000," imbuhnya.

Sementara, ganja juga mengalami kenaikan dari harga sebelumnya Rp 25.000 perlintingnya dan sekarang menjadi Rp 35.000. Dijelaskannya transaksi narkoba bukan lagi ditempat diskotek maupun tempat hiburan malam lainnya. Namun pengguna lebih banyak menggunakan tempat yang aman seperti hotel, perumahan maupun indekos untuk menghisap SS.

Sedangkan ekstasi karena penggunanya harus gedek-gedek kepala sehingga masih banyak pemakai pergi ke diskotek dan tempat hiburan yang menggunakan suara house music.
(joseph sintar/teddy ardianto)

Senin, 16 Januari 2006

Kemelut PT Iglas

Surya, Senin 16 Januari 2006

Dirut Karyawan Saling Lapor

SURABAYA, SURYA - Direktur PT Industri Gelas (Iglas Persero) Jl Ngagel dan karyawan saling melapor ke Polda Jatim terkait dengan pencemaran nama baik.

Karyawan PT Iglas yang diwakili Ketua Umum Serikat Pekerja Supriyadi melaporkan ke Polda Jatim berdasar dengan No LP/09/I/2006/ Biro Operasi terkait pernyataan Dirut PT Iglas Daniel S Kuswandi di beberapa media cetak terkait dengan
kebakaran tanggal 3 Oktober 2005.

“Nama baik kami dicemarkan karena Dirut menuduh kami membakar pabrik Iglas di Gresik melalui media cetak terbitan tanggal 7 November,” jelas Supriyadi.

Padahal tuduhan tersebut sama sekali tidak berdasar bukti dan fakta. “Saat kebakaran kami di Jakarta untuk demo, mana mungkin kami membakar,” kata Supriadi pekan lalu.

Bahkan kata Supriadi PT Iglas telah melakukan
penyuapan terhadap aparat Rp 30 juta soal penyelidikan kasus kebakaran.

Tak mau kalah, Dirut Iglas Daniel Kuswandi balik melaporkan karyawannya ke Polda Jatim dengan tuduhan mencuri data
tentang dana taktis untuk aparat sebesar Rp 30 juta yang dikeluarkan Direktur Keuangan.

Ekspose data itu ke media massa dianggap mencemarkan
nama baiknya. Selain itu Daniel juga melaporkan dugaan korupsi oleh karyawannya dengan membuat perusahaan baru di
luar Iglas hingga membuat perusahaan BUMN itu rugi Rp 10 miliar.

Kasat Pidana Umum AKBP Setija Junianta melalui Kanit Harda Kompol Kartono mengakui telah memeriksa Dirut PT Iglas Daniel S Kuswandi. Namun Kartono enggan mengungkap materinya. “Pemeriksaan Dirut PT Iglas terkait dengan kasus lama,” kata Kartono.

Konflik antara Daniel dan karyawannya mencuat sejak terungkapnya kebocoran di BUMN itu. Bahkan PT Iglas melalui konsultan manajemen risiko Haryoko Wirjosoetomo
mengungkapkan pendirian perusahaan penyuplai bahan baku
oleh oknum karyawan yang merugikan PT Iglas Rp 10 miliar per tahun. (ted)

Kamis, 12 Januari 2006

Kapolwiltabes Anang Iskandar

Surya, Kamis 12 Januari 2006

Pelajari Dulu, Baru Menggebrak

SURABAYA, SURYA - Kapolwiltabes Surabaya yang baru Kombes Pol Anang Iskandar belum akan melancarkan gebrakan baru di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Ia ingin mempelajari lebih dulu kasus-kasus kriminalitas yang menjadi tanggung jawabnya.

”Saya akan memelajari dulu kasus-kasus atau program-program yang ditinggalkan pendahulu saya. Baru setelah itu, gebrakan dilancarkan,” ujar Anang usai menerima jabatan dari kapolwiltabes lama, Kombes Pol Sutarman di Mapolda Jatim,
Rabu (11/1).

Anang menambahkan kasus-kasus itu akan dilanjutkan penyelidikan dan penyidikannya. Namun ia tetap memprioritaskan penangangan perjudian, pembalakan liar (illegal logging) dan penambangan liar (illegal mining). ”Program lama sesuai instruksi Kapolri tetap menjadi prioritas saya,” kata Anang.

Mantan Kapolres Metro Jakarta Timur yang kelahiran Mojokerto pada 8 Mei 1958 itu menjelaskan pembalakan liar memang tidak ada di Surabaya, namun Surabaya dikenal sebagai daerah transit untuk tindak kejahatan illegal logging.

”Surabaya juga bukan daerah illegal mining, tapi Polwiltabes Surabayakan meliputi juga Sidoarjo, dan Gresik. Saya kira illegal mining mungkin terjadi di Sidoarjo dan Gresik, sedangkan Surabaya menjadi lokasi transit,” katanya.

Sebagai pejabat baru, kata pengganti Kombes Pol Sutarman yang dipromosikan menjadi Kapolda Kepulauan Riau itu, pihaknya berharap ada dukungan dari masyarakat, anggota di jajaran Polwiltabes Surabaya, dan atasannya.

”Saya akan berupaya menjalankan visi Polri sebagai pelayanan masyarakat,” kata lulusan Akpol tahun 1982, PTIK 1988, dan Sespim 1996 yang pernah menjabat Kapolres Blitar dan Kediri itu.

Selain Anang, Kapolwil Bojonegoro Kombes Pol Imam Wahyudi
menerima jabatan dari Kombes Pol Daminanus Jackie, Kapolwil Malang Kombes Pol M Saleh digantikan mantan Kabid di Pus Provost Propam Polri dan Kapolwil Madura Kombes Pol Agus Yudarso digantikan Kombes Pol Affan Rianto mantan
Kapoltabes Pontianak. (ted)