Senin, 31 Desember 2007

Setelah Diberitakan Heli TNI-AL Datang


www.beritajatim.com
Senin, 31/12/2007 11:47 WIB
"Kami Tak Butuh Mie Pak....Perahu Pak Cepat...."!
Reporter : Teddy Ardianto

Bojonegoro - Setelah diberitakan terisolasi Heli TNI-AL datang namun bukan malah mengevakuasi warga hanya melemparkan satu kardus mie kepada warga yang mulai penat untuk mengungsi.

"Pak tadi sudah ada heli TNI datang tapi hanya melempar satu kardus mie....kami hanya butuh perahu mengakut warga. Makanan belakangan Pak ....Ini ada anak-anak juga," kata Yusuf warga kauman yang masih bertahan di atas genting .

Dijelaskannya jika tidak segera dievakusi maka tidak tahu apakah kondisi warga akan selamat karena disekeliling Desa sudah menjadi lautan apalagi jaraknya sekitar 20 Km dari lokasi.

"Tolong Pak....Cepat Pak ini ada anak-anak," keluh Yusuh saat dihubungi beritajatim.com, Senin (31/12/2007).[ted]

Ratusan Warga Bojonegoro Masih di Genting


Senin, 31/12/2007 10:56 WIB

"Saya Butuh Perahu Pak .....Air Meninggi !"
Reporter : Teddy Ardianto

Bojonegoro - "Pak Saya butuh bantuan perahu Pak, air mulai meninggi," ujar Yusuf warga Desa Kauman Kecamatan Baureno Bojonegoro sambil sesenggukan menangis ketika dihubungi beritajatim.com melalui ponsel, Senin (31/12/2007)Pukul 09.30 WIB.

Yusuf dan sejumlah warga lainnya kini terjebak banjir karena rumahnya sudah mulai terendam air hingga atap rumah, sejumlah warga kini juga mulai was-was karena ombak air semakin besar.

"Pokoknya kami butuh bantuan perahu tadi ada warga yang menaiki rumah kemudian rubuh," kata Yusuf sambil mengontak sejumlah keluarganya di Surabaya.

Menurut Yusuf jarak menuju ke tempat yang lebih tinggi atau jalan raya paling dekat adalah 10 Km sedangkan terjauh 20 Km.

"Warga kebanyakan tidak bisa berenang sejauh itu," katanya.

Bahkan sejumlah warga kini ada yang belum makan selama dua hari karena masih terjebak dengan air yang semakin meninggi.

Hingga kini belum ada tim evakuasi yang datang, sejumlah relawan masih konsentrasi di tempat lain yang juga sedang dilakukan evakuasi oleh Tim Sar dan Basarnas Pemprop Jatim.[ted]

Sabtu, 29 Desember 2007

Ribuan Warga Ngawi Terisolir


www.beritajatim.com
Sabtu, 29/12/2007 01:09 WIB
Reporter : Teddy Ardianto

Ngawi - Kota Ngawi benar-benar terisolir setelah air Bengawan Solo dan Bengawan Madiun mengepung kota hingga membuat sejumlah akses jalan dipenuhi pengungsi.

Bahkan warga Watualang telah memenuhi jalan Ngawi-Solo yang terkena luapan air Bengawan Solo,sementara terminal Ngawi juga telah ditutup setelah terkena luapan air dari Kecamtan Klitik.

"Terminal Beran Ngawi sudah tenggelam bahkan perumahan juga terkena imbasnya," kata Bambang Setyo warga perumahan Beran Ngawi saat dihubungi beritajatim.com, Sabtu (29/12/2007).

Sementara air yang menggenangi RSUD Ngawi hingga kini masih tinggi serta sejumlah rumah di Jl PB Sudirman air belum surut hingga warga banyak yang mengungsi.

Di Kecamatan Geneng Ngawi sejumlah warga masih bertahan di genting rumah karena hingga saat ini belum dievakuasi. bahkan tim evakuasi malah memungut tarif sekali angkut hingga Rp 2 juta.

Hingga kini Pemerintah belum mengirimkan sejumlah bantuan bagi pengungsi yang memenuhi jalan di Watualang Ngawi maupun di Kecamatan Geneng.[ted]

Kamis, 27 Desember 2007

Kasus Lapindo Diambangkan, Pasar Turi Susah Cari Pembakar


www.beritajatim.com
Kamis, 27/12/2007 15:45 WIB

Anev 2007 Polda Jatim

Reporter : Teddy Ardianto

Surabaya - Kapolda Jatim Irjen Pol Herman Suryadi Sumawiredja mengakui polisi mengambangkan kasus Lapindo dengan cara melakukan diskresi penyidikan.

"Kami melakukan diskresi kasus Lapindo demi kepentingan publik dan rakyat banyak," kata Irjen Herman Suryadi Sumawiredja kepada wartawan saat penyampaian analisa dan evaluasi tahun 2007 di Rupatama Mapolda Jatim, Kamis (27/12/2007) .

Dijelaskan dengan melakukan diskresi dan mengambangkan penyidikan proses ganti rugi merupakan jalan terbaik daripada dengan melakukan tindakan hukum di Pengandilan.

"Jika nanti kasus Lapindo bebas di Pengadilan, siapakah yang membayar ganti rugi warga masyrakat. apakah pemerintah?" terang Herman Suryadi.

Dijelaskan tidak semua persoalan hukum diselesaikan dengan menggunakan KUHP namun kepolisian bisa melakukan diskresi sesuai dengan UU kepolisian.

"Saya seperserpun tidak menerima deal-deal dengan Lapindo, diskresi kasus Lapindo murni untuk kepentingan rakyat banyak," tandasnya.

Sementara itu terkait dengan kebakaran Pasar Turi Polda Jatim meminta maaf kepada masyarakat Surabaya dan pedagang karena hingga saat ini belum menemukan siapa pembakarnya.

"Setiap kasus kebakaran besar seperti Pasar Turi selalu sulit meski polisi telah menemukan hubungan-hubungan dengan pembakarnya," kata Herman.

Bahkan polisi telah menemukan hubungan telepon antara pegawai di Pasar turi dengan sejumlah pejabat namun semuanya itu belum dibuktikan dan lemah di pengadilan.

"Kami sudah mengetahui hubungan antara pejabat ini dan itu namun kami susah menemukan buktinya," kata Irjen Pol Herman Suryadi Sumawiredja. Diakuinya dalam menyelesaikan kasus kebakaran polisi sangat kesulitan mengungkap meski dalam penyelidikan ditemukan adanya upaya pembakaran.

"Polisi sudah menemukan siapa yang membakarnya, kemudian menelusuri siapa yang menyuruhnya tapi bukti pendukungnya masih sulit kami temukan," kata Herman Suryadi.[ted]

Minggu, 23 Desember 2007

Bahaya! Tumpahan Minyak Cemari Selat Madura


www.beritajatim.com
Minggu, 23/12/2007 pukul 16.57 WIB

Bangkalan - Tumpahnya minyak BBM Solar dari Tanker Kharisma Selatan di Pelabuhan Tanjung Perak membuat sejumlah LSM lingkungan hidup kota Bangkalan khawatir akan keselamatan ekosistem laut terutama di selat Madura.

Apalagi warga pesisir di pulau garam tersebut menggantungkan hidupnya dari mencari ikan dilaut serta banyak warga yang mengkonsumsi ikan untuk kehidupan sehari-hari.

Forum Madura Damai (Formad) mendesak pihak terkait untuk menjelaskan kepada warga terkait bahaya dan ancamannya jika mengkonsumsi ikan di laut.

"Kami meminta penjelasan secara rinci tentang kondisi sebenarnya dan potensi bahaya yang ditimbulkannya," kata Fahruddin Nur Presidium Formad yang mengirimkan rilis kepada beritajatim.com, Minggu (23/12/2007).

Formad juga mendesak kepada pihak-pihak yang terlibat atas tragedi tumpahan minyak bertanggung jawab dan dilakukan proses hukum yang berlaku.

Kamis, 20 Desember 2007

Gereja Katolik AlGonz Ikut Rayakan Idul Adha


www.beritajatim.com
Kamis, 20 Desember २००९.
Reporter : Teddy Ardianto

Surabaya - Tidak hanya umat muslim saja yang melakukan penyembelihan hewan qurban dan membagi-bagikan kepada fakir miskin. Gereja Katolik Aloysius Gonzaga Darmo Satelit juga menyembelih dan membagikan hewan qurban.

"Pemberian hewan qurban bentuk solidaritas umat Gereja kepada umat Muslim," kata Romo Eko Budi Pastor Katedral Surabaya , Kamis (20/12/2007).

Menurutnya pembagian hewan qurban yang diselenggarakan hari ini sebagai bagian dari solidaritas kepada sesama yang miskin dan papa.

"Filosofi Gereja juga disebut amal untuk orang miskin dan terpinggirkan," tegas Romo Eko.

Ditambahkannya selain bersolidaritas kepada fakir miskin kegiatan Gereja Katolik Algonz sebagai sarana dialog dengan umat Muslim dan warga sekitar.

Dalam penyembelihan hewan qurban ini gerja Algonz menyembelih satu buah sapi dan sejumlah ekor kambing yang dibagikan kepada warga.

"Kegiatan ini sudah kami lakukan beberapa tahun sebelumnya dan warga masyrakat mendapat kupon kemudian mebagikan melalui ketua RW dan RT," katanya.

Selain di Aloysius Gonzaga warga Katolik lainnya yang membagikan hewan qurban adalah gereja Katolik Yohanes Pembatis di jalan Gadung Wonokromo.[ted]

Kamis, 13 Desember 2007

Ada Juga Lho...Istri Pejabat


www.beritajatim.com
Kamis, 13/12/2007 17:10 WIB


Reporter : Teddy Ardianto

Surabaya - Bau parfum dan dandannya terlihat bukan orang biasa atau dari golongan menengah bawah saat enam orang ibu-ibu perumahan Rewwin Sidoarjo mendatangi Satuan Pidana Umum Polda Jatim.

Ibu-ibu terlihat sangat gugup ketika hendak melaporkan penipuan arisan Kawanku milik pasangan Rendy dan Rosalina warga Prapen Indah Blok A-6 Surabaya.

Menurut Ny Widianawati (50) salah seorang korban mengaku mengikuti arisan untuk iseng saja karena mendapatkan tawaran pendapatan uang dua kali lipat.

"Saat dikenalkan oleh saudara kepada Rendy dan Rosalina untuk mengikuti arisan kawanku ini," kata Ny Widianawati, Kamis (13/12/2007).

Setelah tertarik saya membayar Rp 200 ribu setiap bulan dan nantinya dijanjikan hasil sekitar Rp 3,5 juta dengan jangka waktu 10 bulan setelah memberikan uang.

"Arisan tersebut dimulai sejak September 2004 dan rencananya akan berakhir sekitar Agustus 2007 ini," kata Ny Widianawati.

Mulanya kedua pasangan suami istri tersebut memberikan hadiah bulanan berupa pernik-pernik rumah tangga seperi rice cooker, kulkas dan beberapa barang rumah tangganya lainnya.

Namun setelah jatuh tempo sekitar Agustus 2007 lalu sebanyak enam orang ibu-ibu belum mendapatkan uang yang ditanamkan kepada kedua pasanga tersebut.

"Setiap kami tagi dirumahnya keduanya sudah kabur entah kemana, khabarnya telah berada di Papua," ungkap Widiana.

Bahkan tidak hanya ibu-ibu perumahan Rewwin saja yang terkena penipuan namun sejumlah ibu-ibu di tempat lainnya juga mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. "Ibu-bu istri pejabat ada yang ikut lho," bisik Ny Widianawatati.

Kasat Pidum Polda Jatim AKBP Nasri menyatakan mengakui telah memeriksa saksi pelapor dan rencananya akan dikembangkan mencari dua tersangka arisan Kawanku.

"Kami sudah periksa saksi, tinggal mencari dua orang tersangkanya," kata Nasri. [ted]

Puluhan Ibu-Ibu Perumahan Elit Tertipu Arisan Miliaran Rupiah

www.beritajatim.com
Kamis, 13/12/2007 14:57 WIB


Reporter : Teddy Ardianto

Surabaya - Puluhan Ibu-ibu yang bertempat tinggal di perumahan Rewwin Sidoarjo mendatangi Polda Jatim setelah tertipu dengan mengikuti arisan bulanan.

Nilai kerugian ditaksir sekitar Rp 2 miliar setelah ibu-ibu rumah tangga terutama yang tinggal di rumah elit mengikuti arisan yang diselenggarakan Rendy dan Rosalia warga Perumahan Jalan Prapen Indah Blok A-6 Surabaya.

Menurut Dra Andari Juniastuty warga jalan Garuda XI Rewwin Sidoarjo mereka tertarik mengikuti arisan Kawanku yang dikelola oleh Rendy Bester dan Rosalina setelah tergiur dengan uang bulanan.

"Kami menyetor sekitar Rp 200 ribu sebulan kemudian dalam jangka waktu tertenu yaitu 10 bulan bisa mendapat Rp 3,5 juta," kata Andari usai diperiksa di Mapolda Jatim, Kamis (13/12/2007).

Namun kenyataannya setelah jatuh tempo uang milik ibu-ibu di perumahan Rewwin sidoarjo hingga kini tidak kembali hingga ditotal mencapai Rp 2 miliar.

Khabarnya kedua pengelola arisan kawanku tersebut saat ini telah kabur dan meminta polisi menangkap keduanya untuk dijebloskan kedalam tahanan.

"Kami lapor ke Polda agar ibu-ibu lainnya melapor kepada polisi," kata Andari.

Khabarnya tidak hanya ibu-ibu di perumahan Rewwin saja namun ada juga di sejumlah perumahan elit bahkan istri pejabat yang mengikuti arisan kawanku ini.[ted]