Sabtu, 20 Mei 2006

Ombak Besar Pisahkan Irfan dengan Agresti

Sabtu, 20/05/2006 19:54 WIB
Musibah SMAN 4 Surabaya
by : Teddy Ardianto


Denpasar - Seperti biasanya dilakukan sekolah-sekolah, setiap usai ujian selalu dimanfaatkan berlibur untuk mengendorkan pikiran.

Alasan itulah yang dilakukan rombongan siswa kelas 3 SMAN 4 Surabaya. Mereka dengan menumpang 8 bus berangkat dari Surabaya, dan tiba di Kuta Bali, Sabtu (20/5/2006) dinihari.

Rombongan yang jumlahnya mencapai 344 orang ini lantas langsung menginap di Hotel Bali Holiday Bali dan Dhyanapura yang tepat di belakanganya terdapat pantai.

Seperti diceritakan Wakasek Kesiswaan SMAN 4 Surabaya Drs Hariyudi saat ditemui di ruang Jenazah RS Sanglah, bertanggung jawab terhadap perjalanan ini mengaku kecelakaan yangmenewaskan 3 orang muridnya, 1 belum diketemukan dan dua dalam perawatan itu di luar kendalinya.

Meski sudah diberikan jadwal ke sekitar 304 siswa dari total kelas 3 di SMAN 4 Surabaya yang sekitar 344 siswa, dan 21 guru pendamping termasuk semua wali kelas yang ikut.

"Mereka ke laut pagi-pagi sekali, saya sendiri tidak tahu kapan mereka berangkat, tahu-tahu sudah ada kabar ini sekitar jam 06.00 Wita, makanya kami terkejut juga," Urai Hariyudi yang tampak sibuk menghubungi teman-temanya mengkoordinasikan apa yang terjadi.

Pada kejadian itu 6 orang yang menjadi korban. Keenam siswa itu merupakan anak IPA 1, 3 diantaranya sudah meninggal yaitu Nurcholis Agusti (17), Weny Wilujeng (17), Ninis Wijayanti (17), sedang satu orang masih belum diketemukan adalah Agresti Mita Defora (17).

Dari enam orang siswa itu dua diantaranya berhasil diselamatkan yaitu Donny Setiawan yang pertama kali diselamatkan. Tetapi Donny masih shock dan langsung di rawat di ruang RTI.

"Donny shock, dia sempat histeris dan berguling-guling. Dan baru tenang ketika ada yang mendampingi, karena itulah orang tuanya akan terbang ke sini, untuk memberikan dukungan pada Donny," urai Hariyuda.

Sedang Mohammad Irfan Maulana (17) kondisinya lebih baik daripada Donny dia masih dirawat di triage umum dan hanya berikan oksigen untuk membantu pemulihan. Irfan juga sudah bisa ditanyai seputar kejadian yang menimpa mereka berenam.

Bahkan Irfan mengaku saat kejadian sempat memegang tangan Agresti sebelum akhirnya terlepas. "Saya tidak tahu teman-teman bisa renang atau tidak, yang jelas saat kejadian saya sempat memegang tangan Agresti tetapi karena ombak besar makanya saya akhirnya terpisah dari dia," tutur Irfan saat ditemui di triage umum RS Sanglah.

Dalam proses penyelamatan, Donny yang paling pertama diambil, baru Nurchalis yang sudah dalam kondisi meninggal baru Irfan kemudian Ninis yang masih sempat di bawa ke BIMC tetapi tidak berhasil diselamatkan.

Rencananya, perjalanan tour ini akan di mulai sekitar pukul 11.00 wita dengan mengunjungi GWK, ke Tanjung Benoa dan ke Joger. Baru dilanjutkan hari minggunya ke Bedugul, Sangeh dan Tanah Lot.

"Tapi karena kejadin ini, jadwal itu dibatalkan. Semuanya langsung balik ke Surabaya hari ini juga," katanya. Alasan dipilihnya hotel di Kuta, kata Hariyuda disebabkan karena di hotel sudah ada kolam renang, dan juga dekat pantai.(kontributor/bj1)


Foto: Agresti Mita Defora yang hilang(atas), Mochhamad Irfan Maulana (tengah) dan Doni Setiawan (bawah)./by Teddy Ardianto