Sabtu, 11 Juni 2011

Ortu Cerai Nilai Matematika Anak Bakal Jeblok

Penelitian baru menunjukkan anak korban perceraian orangtua akan menghambat perkembangan ketrampilan interpersonal dan nilai matematika.

Hal tersebut diungkapkan Hyun Sik Kim, seorang kandidat doktor di departemen sosiologi Universitas Wisconsin-Madison Amerika. "Menghadapi tahap perceraian orangtua, anak akan tertinggal dalam nilai tes matematika dan keterampilan sosial interpersonal,"ungkap Hyun Sik Kim seperti dikutip dalam Health day news, Jumat (03/06/2011).

Dalam studi ini Kim menjelaskan secara gamblang anak-anak korban perceraian dan tidak harmonisnya keluarga akan cenderung menderita kecemasan,kesepian, rendah diri dan kesedihan. "Mereka akan terus mengingat kesedihan dan menyalahkan diri sendiri sehingga tidak punya semangat mengejar ketertinggalan dengan anak-anak lain yang orangtuanya harmonis,"ungkap Kim yang studinya ini telah diterbitkan dalam edisi Juni American Sociological Review.

Dalam studi tersebut lanjut Kim dibahas bagaimana dampak dari perceraian bisa membahayakan perkembangan anak korban perceraian. Orangtua yang bercerai akan memberikan game di rumah agar tidak menyalahkan orang tua atau konflik hak asuh anak. stres ini dapat diperparah oleh hilangnya stabilitas ketika seorang anak berpisah dengan ayah atau ibunya dan kehilangan kontak dengan teman sosial di sekitar rumah.

Dalam penelitian ini Kim menganalisis data dari usia dini studi longitudinal 3.600 anak-anak yang masuk TK pada tahun 2008. Anak-anak dilacak melalui kelasnya. Selama waktu itu, Kim membandingkan anak-anak yang orangtuanya bercerai saat anak itu di kelas pertama, kedua atau ketiga dengan anak-anak dari perkawinan yang harmonis.

Di antara kelompok perceraian, Kim memeriksa perkembangan anak lebih dari tiga tahap: 'pra-perceraian' periode dari TK ke kelas 1, 'periode perceraian' dari kelas 1 sampai kelas 3, dan 'pasca-perceraian' periode 3 sampai 5 kelas.

Kim menemukan bahwa selama masa perceraian orangtua, nilai tes matematika mengalami penurunan, selain itu ketrampilan interpersonal juga menderita selama perceraian terutama kemampuan seorang anak untuk bersosialisasi dengan temannya, maupun bersosialisasi mengungkapkan perasaan dan pendapat secara positif.

Menurut Kim dalam kesimpulan studinya tersebut jika sekolah menemukan anak-anak sedang dalam masalah ketika orangtuanya bercerai untuk segera mengantisipasinya secepatnya mungkin.

"Salah satu implikasi dari studi ini adalah bahwa kita perlu untuk melakukan intervensi secepat mungkin ketika kita mengamati seorang anak mengalami perceraian orang tua," kata Kim,

Menurut Kim, perceraian orantua berdampak sangat buruk dan merusak perkembangan anak di masa depan dibandingkan dengan orangtua dengan perkawinan yang langgeng.

Sementara itu Richard E. Lucas seorang profesor di departemen psikologi di Michigan State University tidak menampik penelitian Hyun Sik Kim terkait dengan merosotnya nilai matematika anak saat orangtua menghadapi perceraian.

"Peristiwa besar dalam hidup, seperti perceraian, dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap individu dan perkembangan mental anak," katanya. [ted]

Tidak ada komentar: