Sabtu, 08 September 2007

Wartawan Senior Surabaya Gagalkan Ibu Bunuh Diri

Sabtu, 08/09/2007 09:00 WIB
Percobaan Bunuh Diri di Apartemen Graha Famili
Dirayu Pimred beritajatim.com, Yeni Urung Bunuh Diri
Reporter : Teddy Ardianto

Surabaya-Yeni Suryansyah (bukan Yuni Suryansyah), warga Kabupaten Berau, Kaltim akhirnya menyudahi rencana bunuh diri terjun bebas dari lantai 6 Apartemen Graha Famili di Kota Surabaya. Dia sempat bergelantungan sekitar 3,5 jam di pagar teras kamar 606 apartemen tersebut.

Luluhnya sikap Yeni untuk tak melakukan aksi bunuh diri dengan cara terjun bebas dari lantai 6 Apartemen Graha Famili selain ada jaminan polisi tak akan menangkapnya, juga karena pendekatan yang dilakukan pengacaranya, Sudiman Sidabuke dan Pimred www.beritajatim.com yang kebetulan meliput langsung kejadian itu di lapangan.

"Saya haturkan banyak terima kasih atas bantuan yang diberikan Mas Dwi Eko Lokononto untuk menyelamatkan Bu Yeni," ujar Sudiman Sidabuke di lokasi kejadian, Sabtu (c8/9/2007) pagi.

Lucky Lokononto --panggilan akrab Dwi Eko Lokononto--terlibat langsung dalam proses negoisasi dan penyelamatan Yeni setelah diminta Sudiman Sidabuke dan Wahyuono Adi Paripurno (teman Yeni).

"Mas, tolong naik ke lantai 6. Mungkin dengan jaminan wartawan, Yeni mau mengurungkan niat bunuh diri," kata Wahyuono melalui telepon saat meminta Lucky membantu merayu Yeni.

Lucky pun langsung naik ke kamar 606 Apartemen Graha Famili. Selanjutnya, orang pertama di portal beritajatim.com ini berbicara dengan Yeni dari jarak sekitar 4 meter. Dengan tutur kata lembut, Lucky meminta Yeni mengurungkan niatnya bunuh diri.

"Ayo, mbak jangan melompat. Kasihan adik --maksudnya, anak Yeni yang bernama Anny Suhartono, Red--. Ini sudah ada Pak Nasri --AKPB Nasri, Kasat Pidana Umum POlda Jatim, Red-- yang menjamin tak akan menangkapnya. Insya Allah tak akan ada apa-apa," kata Lucky.

Nasri yang ada di dalam kamar dengan sabar juga meyakinkan bahwa dirinya menjamin, Yeni aman hingga terbang ke Jakarta. Meski sudah dirayu dan dijamin seperti itu, Yeni tidak juga luluh.

Ibu satu anak itu juga menolak ketika ditawari minum oleh AKPB Nasri. Ia tidak mau menerima saat aparat yang juga sangat sabar mengukurkan gelas.

"Saya tetap minta jaminan keadilan pak. Pak Wartawan, tolong jangan saya dikalahkan. Kalau tidak pada polisi kemana lagi saya minta keadilan. Tolong saya diteleponkan Propam Mabes Polri," kata Yeni.

Di tengah ketegangan itu, Wahyuono Adi Paripurno --seorang teman Yeni, Red-- menghubungi pihak Mabes Polri menemui hasil. Namun Yeni menolak bicara langsung. Ia meminta Nasri berbicara dengan orang dari Mabes Polri dan mengucapkan janji adanya jaminan keamanan.

Sambil terus menangis, Yeni akhirnya bersedia bicara dengan orang dari Propam Mabes Polri itu dari telepon yang diulurkan AKPB Nasri. "Pak, kasus saya telah di SP3, tapi mengapa saya masih dikejar-kejar polisi. Bapak bisa tidak memberi jaminan keamanan, kalau tidak saya akan loncat," kata Yeni sambil berteriak.

Mendengar hal itu, telepon dari seberang meminta Yeni tidak bunuh diri. "Jangan Bu Yeni, jangan bunuh diri. Biarlah aparat menangani masalah ibu," kata orang dari Mabes Polri itu.

Setelah emosi Yeni mereda, Lucky mulai membujuk Yeni untuk naik ke teras apartemen. "Sudah ya Mbak Yeni. Ini sudah lebih dari 2 jam. Mbak pasti kepanasan. Nanti kalau lemas pasti berbahaya. Sudah ya, naik ke sini," kata Lucky.


Tak berselang lama, Yeni sadar dan menyatakan tak akan terjun bebas dari lantai 6 Apartemen Graha Famili. Tapi, ada syarat yang diminta Yeni, yakni Lucky diminta ikut mengantarnya ke Bandar Udara Juanda Surabaya, karena dia akan berangkat ke Jakarta mengurus masalahnya.

Yeni juga meminta Lucky Lokononton bersumpah menepati janji untuk mengantar ke Juanda. "Mas wartawan, tolong bersumpah demi Tuhan, Anda akan mengantar saya hinngga Bandara Juanda," kata Jeni dalam isak tangisnya.

"Akhirnya dengan seijin pihak kepolisian dan pihak lainnya, saya mengangkat Yeni dari pinggir pagar teras apartemennnya," tambah Lucky.

Begitu diistahatkan di kamarnya, fisik Yeni terlihat kelelahan. Dia tampaknya mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) setelah bergelantungan selama 3,5 jam di teras kamarnya. "Yang penting Bu Yeni selamat. Saya doakan semoga masalahnya cepat selesai, sehingga bisa mendidik anaknya dengan baik," tegas Lucky. (bj2)

Tidak ada komentar: